25
Juli 2016
KKL (Kunjungan
Kerja Lapangan) merupakan satu mata kuliah di Teknik Mesin sebagai sarana
mengenal selukbeluk Industri mulai dari proses produksi, mesin untuk produksi,
control kualitas, cara kerja mesin produksi.
Berangkat dari
kampus UMK tercinta Senin, 25 Juli 2016 pukul 20.00 WIB dengan 2 bus Royal
hijau dari Jepara, mengangkut 82 peserta termasuk 3 dosen dan 1 laboran.
Tengah malam sudah
sampai di tempat transit ke-1 di RM Tuban, para peserta turun ada yang cari
toilet ada yg duduk-duduk, ada yang antri menunggu giliran mengambil makan.
Setelah selesai makan malam lanjut perjalanan.
Dini hari sudah
sampai Surabaya, menuju tempat transit
ke-2 Penginapan depan kampus. Sampai di sini barang-barang diturunkan, antri
kunci kamar, istirahat, mandi sholat subuh.
26 Juli 2016
Pukul 07.00 WIB
makan pagi, setelah selesai lanjut perjalanan kunjungan Industri ke Pabrik Es
Krim. Ada sedikit kecewa KKL tahun ini sebelum pelilihan Biro Perjalanan sudah
ditentukan 2 lokasi untuk kunjungan industry, tetapi hanya satu yang bisa di
kunjungi karena industry yang satunya tidak bisa menerima kunjungan sehabis
lebaran. Memang keberangkatan KKL ini 2 minggu setelah Lebaran, tetapi tetap di
nikmati perjalanan satu minggu untuk KKL dan plesir refreshing pikiran setelah
sekian lama tidak piknik terakhir piknik 7 tahun lalu, ha..ha.. cukup lama.
Pabrik Es Krim
ini merupakan produsen es krim dalam negeri yang mampu bersaing dengan Es Krim
Dinding (Wall). Kita hendaknya dukung dengan bela beli produk buatan negeri karena
dengan cara itu industry kita dapat berkembang.
Masuk area
pabrik di bagi dua kelompok bus 1 masuk lebih dahulu di area pabrik kita harus
mematuhi tata tertib yaitu jalan pada jalur yang disediakan tidak boleh
melewati garis kuning sebelum memasuki ruangan cuci tangan lebih dahulu dengan
handsanitaizer, masuk ke ruang pertemuan tempatnya bersebelahan dengan kantin
karyawan. Di sini diberi penjelasan oleh kepala bagian pabrik mengenai sejarah
pabrik, perkembangan mesin produksi, armada produksi dan kepedulian industry
terhadap lingkungan dan masyarkat. Setelah penjelasan usai kita disuguhi es
krim. Setelah selesai mencicipi kita diberi penutup kepala sebelum melanjutkan
ke ruang produksi, melihat bagaimana kerja mesin-mesin produksi mengaduk,
mencetak, mengemas es krim dll. Menuju ruang penyimpanan es krim, ada peraturan
yang harus ditaati yaitu tidak boleh membawa barang elektronik ke dalam ruangan
karena disana suhu mencapai -27oC. Pernah kejadian peserta masuk membawa HP setelah keluar jadi rusak. Sebelum masuk harus
memakai jaket khusus berwarna kuning, di ruangan ini tertata tumpukan kardus
berisi es krim tertata rapi di rak-rak setinggi 10 m. Di ruang penyimpanan ini
terdapat 2 pendingin utama untuk menjaga es krim tidak mencair. Kesan masuk di
sisni lubang hidung terasa kering suhu dingin dan kering (kadar air di udara
sedikit). Ada peserta yang tidak betah di dalam kemudian keluar dan kunjungan
telah usai. Sebelum pamitan berfoto-foto dahulu bersama pemandu dari pihak
Industri, dan ucapan terimakasih kepada PT Campia di wakili oleh P Taufik.
Menuju bus,
sebelum berangkat makan siang dahulu sudah disediakan nasi kotak.
Melanjutkan
perjalanan, melewati pembangkit listrik terbesar di Indonesia Paiton. Bagi yg
suka Pokemon di sini tempat mendapatkan Pikacuh tapi kata teman sulit
ditangkap. Waktu sudah petang hampir magrib mampir di tempat singgah ke-3 RM
Probolinggo. Makan sore dilanjutkan sholat Magrib dengan jamak qasar ta’dim
Isya. Pukul 18.30 WIB lanjut perjalanan menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Tidak lama antri
di pelabuhan kebetulan bis kita penumpang terakhir kapal feri sehingga tidak
menunggu lama kapal sudah berlayar.
Lama penyebrangan
1 jam, rasanya naik kapal pusing naik turun terombang-ambing, perut mual, antri
toilet lama, buang air, muntah di toilet hoeek…
Ada teman teman
yang mencari tempat tidur di lantai 3 dan memang di situ disediakan tempat
untuk tidur penumpang ada yang duduk menikmati hembusan angina malam. Takut
masuk angin, daripada nanti hoeek cari kursi di depan, pakai jas almamater biar
hangat trus bawa tidur agar tidak terasa pusing.
Sampai Gilimanuk
dini hari sekitar pukul 2.00 WITA dilanjutkan menuju tempat singgah ke-4 sampai
di tempat singgah pukul 3.30 ya menunggu jafar salah fajar. Ada yang tidur di
bus ada yang tidur di Mushola sambal n ngisi batre. Pukul 6.00 WITA persiapan
mandi dan makan pagi. Tempat singgah yang ini cukup komplit di pinggir pantai,
ada restoran, ada museum ogoh-ogoh juga.
27 Juli 2016
Perjalanan
selanjutnya menuju Tanah Lot (sebuah tanah yang berada di tengah laut), menuju
gapura masuk Tanah Lot rombongan kita sudah di tunggu oleh 2 Tour Guide cantic-cantik
dengan busana adat bali. Mereka memandu kita berkeliling sambil menceritakan
sejarah dan legenda tempat ini. Ada uang unik di bibir pantai ada sumber mata
air yang rasanya tawar, biasanya air dekat laut rasanya asin tapi ini beda.
Setelah selesai berkeliling dan foto-foto lanjut perjalanan berikutnya menuju
Joger, pasti sudah banyak yang tahu tempat ini tempat menghabiskan uang ha…ha…
Setelah dari
Joger pabrik kata-kata lanjut perjalanan menuju
Danau Bedugul yang terkenal di sana adalah pura dengan 2 beringin yang
sama pada gambar uang 50 ribu sebelum menuju sana mampir di rumah makan di atas bukit sambil
makan bias merasakan dinginnya perbukitan dan pemandangan indah, Setelah makan
jamak qasar taqir duhur dan asar karena waktu menunjuk pukul 3.00 WITA takutnya
keburu. Langsung tancap ke danau di sini tidak lama tidak bias mengunjungi Pura
karena sudah sore rencana mau menikmati indahnya sunset di pantai kuta.
Langsung gas pol turun bukit, di perjalananan TG sambil cerita tentang sejarah
terjadinya Danau Bedugul, diceritakan bahwa dahulu ada orang sakti mandraguna
dia sulit dikalahkan istrinya memberi tahu bahwa kelemahannya pada alat
terpenting (maksudnya vital) dipanahlah alat nya tersebut dan putus terlempar
ke tanah. Tanah itu yang sekarang jadi Danau. Memang disana ada pernakpernik
yang bentuknya seperti alat vital (mau beli buat oleh-oleh? Silakan berkunjung)
cerita lain tentang sejarah masyarakat Bali campuran Majapahit di wilayah
dataran rendah dan masyarakat Bali asli yang tinggal di pegunungan mereka tidak
melaksanakan ngaben karena menurut
mereka membakar akan merusak alam. Kalau ada orang meninggal mayatnya di
letakkan di suatu wilayah (lupa nama daerahnya) diletakkan di atas batu, konon
kabarnya mayat itu tidak membusuk dan tidak berbau (hal ini terjadi hanya
khusus di wilayah itu).
Kadang
diselingi nyanyi oleh TG yang bernama Kadek
Lisna dipanggil Mpok Lisna. Centilnya ampuun… katanya dia mirip Syahrini (oke
lah mirip sedikit). Terkadang juga menggoda pak Taufik dan Pak Riyanto,
memanggil dengan suara menggoda. (hi.. malah gilo aku).
Jalan menuju Kuta
macet dan sudah kelewat sore lihat sunset gagal/batal lanjut ke hotel dekat
pantai. Bus besar tidak dapat masuk area hotel jadi kita menuju hotel naik kol
warna-warni isi 12 orang. Sampai hotel ambil kunci kamar 1 kamar 3 orang.
Mandi, sholat, istirahat pukul 20.00 WITA makan malam ada juga dangdutan (sudah
disediakan oleh biro perjalanan)
Malam semakin
larut teman-teman ada yang jalan-jalan di Legian, ada yang cari pokemon.
Waktunya istirahat di kamar.
28 Juli 2016
Pagi bangun
persiapan kemas-kemas dan makan pagi. Perjalanan selanjutnya ke Tanjung Benoa
di sini banyak disediakan wahana permainan boot, surfing. Tapi saya memilih
melihat penangkaran penyu dengan menyewa perahu per orang 50 ribu untuk pulang
pergi bonus roti tawar untuk makan di perjalanan he…he.. (bukan, tapi untuk
beri makan ikan di tengah laut) Pada bagian tengah perahu terdapat kaca
sehingga penumpang bisa melihat dasar laut, saat itu air sedang surut jadi
ikan-ikan tidak mau mendekat. Sampai di penangkaran masuk beli tiket 10
rb/orang. Di sana ada 3 penyu besar tidak hanya itu ada juga penyu warnanya
pink, ada elang, iguana (binatang purba), ular, kera, burung hantu. Dah selesai
berkeliling penangkaran balik ke perahu
dan ternyata perahu rombongan kita terakhir berangkat teman yang lain sudah
cuci tangan, makan selesai kita baru mulai makan siang lauknya mau habis!!!!
Lanjut
perjalanan sholat mampir di Masjid yang menarik di kompleks masjid ini terdapat
tempat ibadah agama lain ada Gereja, Wihara dan Pura ini sebagai symbol
kerukunan umat beragama hidup berdampingan di masyarakat.
Menuju pantai
Pandawa, pantai ini sebelumnya belum banyak dikenal, ada seorang Australia
mengekspos pantai yang begitu biru berpasir putih ini ke luar. Itu diketahui
oleh kepala desa adat setempat, beliau berinisiatif menjadikan pantai ini
menjadi tempat wisata karena sulitnya jalan menuju kesana yaitu harus melompati
perbukitan kapur beliau mengusulkan mengeruk bukit kapur yang begitu tinggi
agar dapat membuka jalan menuju pantai. Di pinggir jalan berdinding bukit kapur
terdapat patung dewi Kunti, Pandu dan Pandawa 5.
Setelah puas
berfoto, bermain ombak, mencari cemilan lanjut perjalanan belanja pernak-pernik
di Cening Bagus perjalanan 2 jam dari Pantai Pandawa, yang dijual cukup komplit
ada pakaian, kerajinan tangan (ada alat vital terbuat dari kayu, yg sy critakan
di Danau Bedugul dan itu dijual di sini), aneka makanan, kopi dll. Di lantai 2
dijual aneka kerajinan seperti piring, asbak, patung, lukisan dll. Usai belanja
rombongan sudah dipersiapkan sarapan (tentunya oleh biro) tempatnya juga di
lantai 2 ada ruang aula khusus. Konsepnya seperti saat di hotel dekat pantai
Bali makan sambil karaoke/dangdutan vokalisnya TL (Tour Leader dari bis 1) dan
sopir bis. Sembari menghilangkan pegal di punggung ada yang joged juga. Kalau
mau lihat P Win bergoyang tonton di Youtube. Ha… ha….
Sudah kenyang,
penat hilang, habis belanja lanjut perjalanan. Ada teman yang nyeletuk “ Ya perjalanan berikutnya ke Kudus!” ha..
ha.. memang sebagian teman sudah terlihat lelah empat hari naik kendaraan,
terombang ambing perahu dan kapal. Lanjut jalan menyebrang ke Padang Bay
persiapan penyeberangan ke Pulau Lombok. Kita menyebrang di malam hari
merasakan dinginnya angina laut malam selama 4 jam. (begitu lamanya dan pasti
mual dan pusing mabok laut, hoeek…) di kapal disediakan tempat tidur matras
tapi ada tulisan “ sewa 10.000” ya duduk di kursi aja pakai jas almamater,
sarung di ikat di leher, cari kursi didepan, sambil nonton TV. Waktu itu
diputarkan video Jackie Chan nonton video sambil agak-agak tidur.
29 Juli 2016
Sampai di pulau
Lombok di pelabuhan kita sudah ditunggu oleh Tour Guide orang Lombok asli Mr.
Joni TG di bus 2. Menuju tempat singgah,
untuk menanti fajar menjelang. Entah apa nama tempatnya yang jelas kamar mandinya
banyak (tidak perlu antri) ada gazebo (sambil ngecas hp dan tidur-tiduran).
Mandi, nongkrong (buang air), Subuhan, pukul 07.00 WITA makan pagi. Makanan
tidak biasa walaupun citarasa lauknya sama saja dengan sebelumnya , tetapi
nasinya keras (kurang air) tehnya anyep, gulanya ambil sendiri jadi yang
terakhir ambil gak kebagian tapi tetap disediakan oleh pihak cateringnya.
Rasanya makan pagi masih terasa mual dan pusing naik kapal ditambah mengunyah
nasi yang keras perlu waktu lama sebelum ditelan supaya perut tidak menolak,
hoeek….
Lajut perjalanan
wisata alam ke Bukit Malimbu di sini kita dapat melihat pantai, selama
perjalanan banyak sekali pohon kelapa yang tinggi-tinggi dan ada sapi, kata Mr
Joni sapi disini diangon dilepas bebas tidak diikat kadang pulang setelah
berhari-hari, anehnya tidak dicuri orang. Langsung menuju Gili Trawangan sampai
di pantai kita sudah ditunggu perahu. Naik perahu lagi. Pemandangan di sana
melihat turis-turis berjemur, ada juga diving, mandi di pantai.
Selesai kembali
lagi ke bis, sebelum berangkat makan dahulu sudah disediakan nasi kotak dan
nasinya sama saja keras (kurang air) terpaksa gak dihabiskan makanannya. Lanjut
ke Pantai Segigi melihat sunset pantai ini dekat dengan hotel-hotel dan jalan
raya. Waktu hampir Magrib singgah dulu di rumah makan untuk sarapan, setelah
usai lalu ke hotel yang jaraknya 1 km tidak jauh. Seperti biasa antri kunci
masuk kamar istirahat.
30 Juli 2016
Puku 07.00 WITA
makan pagi dan ternyata makan di hotel antri lauknya habis, piringnya habis,
untung dapat antrian depan kita selesai makan masih ada teman yang antri. Jadi
yang makan duluan segera dihabiskan supaya piringnya buat yang belum. Hangatnya
pertemanan…
Lanjut
perjalanan ke Lombok Barat wisata budaya di Pura Lingsar, 2 tempat ibadah yang
berdampingan umat Hindu dan Muslim. Di bagian utara terdapat pura hindu bernama
Gaduh sedangkan bagian selatan Pura Weku Telu bernama Kemaliq. Pura Lingsar merupakan
pura terbesar di Lombok. Dibangun oleh Raja Anak Agung Ketut Karangasem
dianggap pura yang suci. Ada juga upacara saling lempar telur, bukan sembarang
telur yang dilempar tapi telur busuk hoeekk…
Ada juga sumber
mata air yang tidak pernah kering semua diberi kesempatan untuk cuci muka,
minum air tersebut, wudhu juga. Kita disuruh menghitung batu dari kiri ke
kanan, dari kanan ke kiri dan dari tengah jika semua hitungan benar maka impian
akan terwujud.
Ada kolam yang
ada ikannya konon ikan itu tidak di taruh di kolam tapi datang sendiri ke
kolam, kolam itu tinggi airnya tetap walau musim kemarau/hujan.
Yang menarik
lagi di luar komplek Pura, depan rumah warga ada pohon kelapa bercabang 6.
Dah selesai
berkeliling lalu makan siang.
Perjalanan
berikutnya pulang ke Kudus.
31 Juli 2016